Bangka-Sambar.ID.com - Pendangkalan muara bagi para nelayan di kelurahan Sungailiat seakan menakar kemampuan manusia di kabupaten Bangka untuk menelan kata bahwa jangan pernah melawan alam. Hal ini seakan antitesis terhadap kapasitas dan eksistensi tentang kesempurnaan manusia diantara seluruh mahluk yang tercipta dimuka bumi. Berbagai upaya dan usaha yang tak kunjung menemukan jawaban untuk normalisasi kondisi dimuara pelabuhan perikanan nusantara/PPN Sungailiat saat ini meskinya tidak menempatkan kita berhenti untuk menemukan substitusi atau peluang hingga turunan dan hambatan demi sempurnanya kehidupan bagi para nelayan juga masyarakat pesisir.
Dikelurahan Sungailiat saat ini terdapat Dua muara yang menjadi jalan bagi para nelayan untuk keluar masuk serta menambatian kapal/perahu dalam beraktivitas. Satu muara nelayan yang menghubungkan perkampungan di lingkungan nelayan 1 dan 2 serta nelayan sekitar lingkungan kampung pasir.
Muara ini sering disebut sebagai muara tengkorak yang menjadi bagian berkembangnya pemukiman para nelayan. Berikutnya yang kedua adalah muara dengan sebutan muara airkantung air kantung yang menghubungkan lingkungan parit pekir, Jelitik dan lingkungan nangnung. Daerah ini kemudian menjadi tempat tumbuh berbagai perniagaan diantaranya kawasan industri smelter dan pertambangan Offshore/lepas pantai yang berdampingan dengan perniagaan perikanan yang dikenal dengan kawasan PPN Sungailiat.
Pickard (1967), menjelaskan bahwa estuari merupakan perairan yang semi tertutup yang berhubungan bebas dengan laut. Sehingga air laut dengan salinitas tinggi dapat bercampur dengan air tawar. Kombinasi pengaruh air laut dan air tawar tersebut akan menghasilkan suatu komunitas yang khas, dengan kondisi lingkungan yang bervariasi diantaranya, tempat bertemunya arus sungai dengan arus pasang surut, yang berlawanan menyebabkan suatu pengaruh yang kuat pada sedimentasi, pencampuran air dan ciri-ciri fisika lainnya serta membawa pengaruh besar pada biotanya.
Kondisi kedua muara yang ada di kelurahan sungailiat baik muara tengkorak dan muara air kantung tak luput dari persoalan sedimentasi yang sebagaimana telah diuraikan. Tak kunjung usainya masalah sedimentasi ini tentunya perlu upaya yang lebih spesifik atau ke khususan agar berdampak baik bagi kehidupan masyarakat nelayan penggunaa alur secara khusus dan seluruh masyarakat kabupaten Bangka secara umum. Idealnya pelabuhan merupakan sarana dan prasarana yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dan Turut meningkatkan perekonomian bagi suatu daerah karena manfaat pelabuhan yang sangat strategis.
Siklus hidrologi dan topografi,
Air adalah sumber kehidupan bagi semua mahluk hidup pada suatu ruang ekologi. Air memiliki siklus yang bersifat alami mengalir dari tempat yang tinggi menuju tempat yang lebih rendah. Dengan kata lain sifat aliran air dipengaruhi faktor topografi yaitu tinggi rendah dasar perairan untuk dapat mengalir selain pengaruh kecepatan udara dan energi gelombang para air laut.
Pada konteks kasus muara air kantung dan muara tengkorak bila diperhatikan melalu citra satelit, sebaran air pada kolam pelabuhan perikanan Nusantara dan sebaran air dari perkampungan lingkungan nelayan 2 tampak terpisah oleh ruas jalan menuju ke perguruan negeri Polman Babel. Kita ketahui bahwa Muara merupakan tempat akhir dan terendah bagi air sungai untuk di alirkan sehingga dari sini dapat diartikan bahwa,
1. Muara air kantung merupakan topografi terendah bagi aliran air yang masuk ke Sungailiat di lingkungan Jelitik, parit pekir dan nangnung.
2. Muara tengkorak merupakan topografi terendah bagi lingkungan nelayan 2, nelayan 1 dan lingkungan kampung pasir.
Hal ini kemudian mengakibatkan terbentuknya dua muara yang berbeda tempat. Namun bila dicermati lebih detail bahwasanya ada perbedaan topografi yang sangat curam antara kedua wilayah ini. Fakta awalnya adalah bahwa kolong buntu merupakan tempat tampungan air yang kemudian bilamana air laut pasang didaerah muara nelayan 2, air laut masuk kedalam areal kolong buntu. Hal inilah yang kemudian penulis menjastifikasi bahwa topografi dimuara tengkorak lebih curam dari topografi muara air kantung Sehingga asumsinya bahwa hilir sungai kawasan pelabuhan perikanan Nusantara seharusnya adalah muara tengkorak. Penanganan konferhensif untuk menyelesaikan pendangkalan ditinjau dari segi kawasan.
1. Pelabuhan perikanan Nusantara Sungailiat berdampingan dengan letak muara air kantung dan merupakan kawasan perniagaan serta kawasan pelabuhan yang dinaungi oleh kementrian kelautan perikanan.
2. Muara tengkorak terletak dikawasan pemukiman penduduk yang kemudian dinaungi oleh kementrian teknis yaitu kementrian PUPR.
Luasnya cakupan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) meliputi bidang pekerjaan umum, perumahan rakyat, dan sumber daya air.
Pemerintah daerah kabupaten Bangka dapat mengambil langkah yang lebih konkrit dengan melakukan observasi secara luas pada kedua muara ini untuk kemudian mengambil langkah solusi pendangkalan bagi para nelayan. Dengan cara menyatukan aliran air sungai dari kolam ppns menuju muara tengkorak dengan membangun infrastruktur jembatan layang menuju kampus polman dan jembatan layang pada kawasan pemukiman penduduk nelayan 2. Hal ini bertujuan menghapus kemelut terhambatnya pembangunan atas Klaim siapa yang paling berhak untuk menangani masalah para nelayan. Dengan menyatukan aliran air dari kolam ppn Sungailiat menuju muara tengkorak maka kementrian PUPR akan leluasa untuk melakukan pembangunan berupa bangunan pantai pada muara tengkorak yang murapakan kawasan pemukiman penduduk.
Disisi lain normalisasi aliran sungai untuk dilalui para nelayan akan lebih efektif karena badan sungai pada muara air Kantung saat air laut pasang akan kembali kelaut melalui aliran sungai yang tebuka menuju muara tengkorak. Hanya ada satu muara bagi para nelayan dimasa mendatang yaitu muara tengkorak pada wilayah perkampungan nelayan 2 dengan sentra utama pelabuhan perikanan yaitu pelabuhan perikanan Nusantara Sungailiat. Nilai positif lain kehidupan rumah tangga nelayan akan lebih menggeliat karena menjadi laluan bagi para nelayan.
Perihal lanjut mengenai penanganan sedimentasi dimuara air kantung akan menggeser konflik abadi dan memudahkan pemerintah untuk menata kawasan industri di Jelitik.
Semoga membuka cakrawala baru bagi optimisme perbaikan daerah meski jauh dari kesempurnaan pemikiran.
Penulis,
Saidil.maulana ST
Report: @nsory