Sambar.id, SUBANG, JABAR - Di balik deru aktivitas Kota Subang, terselip sebuah kehidupan pilu tentang ketabahan hidup seorang nenek tua yang nyaris luput dari perhatian.
Bertempat di RT. 46, RW. 19 Kampung Walahar, Kelurahan Dangdeur, Kecamatan Subang, berdiri sebuah rumah tua yang ngampir roboh. Atapnya berlubang dan lantainya mulai lapuk dimakan usia.
membuat tempat tinggalnya berada dalam kondisi rawan.
Ironisnya, hingga kini keluarga kecil ini belum pernah tersentuh bantuan sosial, padahal kondisi ekonomi mereka tergolong sangat memprihatinkan.
Menempati rumah yang hampir roboh itulah Ma Acih (70) menghabiskan hari-harinya bersama anak dan cucunya, menanti uluran tangan yang hingga kini belum juga datang.
Setiap kali hujan turun, air menetes dari atap yang bocor, membasahi lantai rumah dan perabot seadanya. Ma Acih hanya bisa memindahkan tikar serta barang-barango sederhana yang ia miliki agar tidak seluruhnya basah. Tidak jarang Ma Acih merasa cemas saat malam tiba.
Kisah Ma Acih menjadi potret nyata masih adanya warga yang hidup dalam kondisi tidak layak huni dan luput dari perhatian. Harapan pun disematkan agar pemerintah daerah, dinas terkait, maupun para dermawan dapat membuka mata dan hati, menengok langsung kondisi rumah Ma Acih dan menghadirkan bantuan nyata.
Warga sekitar juga menunjukkan solidaritas terhadap kondisi Ma Acih, banyak di antara mereka yang berharap pemerintah lebih cepat dan tanggap terhadap kondisi warganya yang membutuhkan, khususnya lansia yang hidup tanpa pendamping.
"Sehari-harinya Ma Acih ini tinggal bersama anak dan cucunya dengan menempati rumah yang kurang layak. Bahkan saat terkena hujan, menyebabkan beberapa bagian rumah rusak hampir roboh. Mudah-mudahan pemerintah cepat membantu," ucap Mita salah satu tetangga Ma Acih.
Bukan hanya menanti bantuan, akan tetapi Ma Acih juga menanti kepedulian. Sebuah harapan sederhana agar ia dan keluarganya bisa hidup lebih manusiawi di negeri sendiri," ungkap Mita. (*)








