Dunia Pendidikan Tercoreng, Siswa SMP di Subang, Jabar Jadi Korban Pengeroyokan Teman Sekolah

Ilustrasi 

Sambar.id, Subang – Dunia pendidikan di Kabupaten Subang kembali tercoreng. Seorang siswa SMP Negeri di Kecamatan Tambakdahan Kabupaten Subang,  menjadi korban pengeroyokan oleh teman sekolahnya. Akibatnya, korban mengalami luka memar di kepala dan tubuh.


Korban di Ketahui berinisial BG (13), menjadi korban pengeroyokan oleh empat teman sekelasnya. Akibat kejadian tersebut, BG mengalami luka memar di kepala dan tangan.

Baca Juga: LMP Kawal Amanat Presiden, Wali Kota Makassar Tegakkan Siri, Bersatu Lawan Mafia Birokrasi

Insiden terjadi pada Rabu (6/8/2025), namun baru diketahui orang tua korban keesokan harinya. Saat itu, tubuh BG terlihat penuh memar dan kondisinya jatuh sakit.


Ayah korban, Morpin (43), menjelaskan bahwa anaknya sempat merahasiakan peristiwa ini karena takut kembali menjadi sasaran pengeroyokan, serta khawatir dimarahi guru. 

Baca Juga: Haur Kuning Terluka, Jaksa Agung Beri Peringatan!, Oknum Penyidik Kejari Sumedang Tetap "Brutal"?

Menurut Morpin, peristiwa bermula dari perebutan kursi antara BG dengan empat siswa berinisial To, Ho, He, dan seorang teman lainnya.


Perselisihan semakin panas ketika para pelaku melontarkan ejekan bernuansa tuduhan agama yang membuat BG tersinggung.



"Setelah jam istirahat, anak saya dihampiri To dan tiga temannya, diajak ke belakang kelas, lalu langsung dikeroyok. Kejadian pengeroyokan itu bukan sekali, tapi dua kali di hari yang berbeda," ungkap Morpin, Jumat (8/8/2025) sore.


Akibat pukulan para pelaku, BG mengalami memar di kepala dan tangan, serta demam.  Awalnya Morpin mengira anaknya hanya sakit panas biasa. 

Baca Juga: Tajam Amanat Prabowo!, Tumpul di Sinjai?

Namun setelah dibawa ke Klinik dr Maxi, barulah terungkap bahwa BG telah menjadi korban kekerasan di sekolah.


Meskipun pihak sekolah sudah memediasi dan para pelaku meminta maaf, Morpin menyatakan tidak dapat menerima perlakuan tersebut. 

Baca Juga: Polisi Lapor Polisi Mandek di Mapolres Takalar

Ia bahkan telah mengajukan permohonan pindah sekolah untuk anaknya, demi menghindari kejadian serupa terulang.


"Saya juga akan melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian supaya ada efek jera bagi pelaku, dan agar kejadian seperti ini tidak menimpa murid lainnya," tegasnya.


Hingga berita ini diturunkan, pihak sekolah belum memberikan keterangan resmi, sementara aparat kepolisian disebut telah menerima informasi awal terkait peristiwa ini (*)

Lebih baru Lebih lama